tryantika.blogspot.com

Coretan Tentang Hidup...

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Pangkalpinang, Bangka Belitung, Indonesia

"about me from your glasses" tapi bukan karena saya tidak tahu bagaimana saya?

Senin, 29 November 2010

uts mulai mengetuk pintu

Selamat sore, apakah cuaca disekitar anda sedikit membuat anda terasa lebih dingin? Disini cukup dingin dan malas bagi saya untuk menyentuh air, membasuh diri, mandi sore.

Dan saya memilih untuk membuat postingan baru sambil merasakan hangatnya mesin derum laptop soak ini, sedikit lama karena gerak tuts-nya lebih lola dari biasanya, sungguh lelet.

Teman, ujian sekolah untuk semester ganjil di sekolah saya sudah diambang pintu, terus mengetuk tanpa saya persilahkan masuk, toh nantinya dia akan capek sendiri dan masuk tanpa saya perintah.

Dan tahukah teman? Ketukannya membuat saya ngeri, tidak ada rasa semangat pun untuk menyambutnya, dia terus meneror saya untuk segera meraih beberapa buku pelajaran yang materinya sulit saya kuasai, tapi itu malah membuat tangan saya lebih terasa kaku untuk melakukannya, saya malas memulai.

Entah apa jadinya ulangan semester kali ini, saya tahu prestasi saya menurun drastis, dan saya harus memberikan pembelaan karenanya, dan itu, bukan karena saya nilai ulangan mid kemarin agak jeblok, terlebih dari teman-teman dan guru-guru di sekolah saya yang sulit diajak sedikit saja untuk lebih bersahabat . Sedikitpun tidak ada maksud menyalahkan mereka, saya sadar mereka berkembang mengikuti perkembangan zaman, dan itu cukup bisa diterima.

Terlebih lagi cerita Harry Potter yang baru-baru ini saya baca, *saya tahu saya sedkit terlambat dan kaku mengikuti perkembangan zaman. Terlalu menarik bahkan diatas menarik kalau boleh saya bilang.

Tapi , saya akan sedikit mendengar kata hati saya, tidak bisa berkata akan banyak mendengar kata hati saya, karena saya takut saya mengkhianati bulir-bulir kata yang saya rangkai menjadi kalimat.

Teman, do’akan saya. Selagi saya bisa dan saya yakin saya bisa , saya akan berusaha diatas kemampuan saya.

Terimakasih telah mendengarkan.

Sabtu, 27 November 2010

rokok ituh




Rokok...

Siapa yang tidak kenal rokok?

“Rokok, olahan tembakau yang dibentuk menyerupai pipa denga api diujung satunya dan orang bodoh diujung yang lainnya”. Begitulah kurang lebih alibi tentang rokok yang tidak sengaja saya baca ketika menunggu antrian di Toko Buku GRAMEDIA.

Rokok memang menawarkan kenikmatan yang sangat, tapi rokok juga menawarkan kesengsaraan yang sangat pula. Laboratorium-laboratorium dunia mendeteksi bahwa rokok mengandung 1000 racun yang siap menggerogoti sistem kekebalan didalam tubuh sang perokok. Begitulah, dan racun yang paling eksis adalah Tar, Nikotin dan Karbonmonoksida.




Para smoker yang ada adalah para ego kelas kakap, merokok seenak perut mereka tanpa peduli sekitar, “yang penting nikmat”.

Pernah waktu itu, pulang sekolah di angkot jurusan pasar-terminal jln. Mentok.
“Yang ngerokok kan ko, ngapa ka yang sibok” *salah satu bahasa asing yang saya ketahui. “Yang merokok kan saya, kenapa jadi kamu yang sewot”. Begitulah kata pemuda asing yang kebetulan satu angkot dengan saya, seakan akan dia menghardik pemuda asing satunya yang complain dengan aktivitasnya saat itu. Pemuda yang complain itu diam saja, entah takut atau memang tidak ingin ribut.

Mereka memang tidak pernah sadar, padahal ketika mereka merokok, ketika itu pula mereka menawarkan paksa penyakit kepada orang yang disekitarnya. Menurut mereka para smoker, nggak gentleman kalau tidak menghisap tembakau yang berbentuk pipa itu. Ya, mereka tidak paham dalam hal ini. Apa yang harus dibilang gentle?

“Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin”. Begitulah tulisan yang dipasang disetiap bungkus rokok. Entah apa maksud dan tujuan dari tulisan itu, kalau memang ingin mencegah agar tidak ada lagi yang merokok, kenapa mereka terus memproduksinya?. Kalau memang sebagai alarm untuk para smoker, sadarlah bahwa para smoker itu tidak akan pernah terpengaruh.

Para ulama pun ikut berperan dalam hal ini, berdasarkan beberapa faktor, beberapa ulama menetapkan bahwa merokok itu HARAM. Faktornya apa? Kurang lebih begini, Rasul pernah melarang segala perbuatan yang berujung dapat mendzalimi tubuh, Rasul pernah melarang segala perbuatan yang menghambur-hamburkan kenikmatan ‘dalam hal ini uang, dan satu lagi *maaf saya lupa.

Cigarette, smoker dan the factory of cigarette. Semuanya memang menawarkan kenikmatan yang sangat, tapi juga menawarkan kesesengsaraan yang sangat pula.

blog saya berkilau teman

Printscreen nya gagal dengan sangat sukses, gagal total, nggak bisa....

Wuah…. Hasil dengan bintang berkilau untuk blog saya,

Lucu saya bacanya,

Ceritanya pengen ngepost blog, tapi bloggernya sedang ngambek, walhasil buka dari google, dan muncul hasil pencariannya kayak yang saya printscreen diatas, kaget baca yang paling atas…. *Printscreen nya gagal dengan sangat sukses, gagal total, nggak bisa....


Hahahhahaa blog saya berkilauan, terangnya bulan purnama saja kalah, apalagi mars yang sedang unjuk gigi….

Blog saya berkilau teman…
like saya,

Kamis, 25 November 2010

rese'

Hai, hai, asslmkm teman, saya pengen cerita….
Itung-itung posting blog ,

Barusan baca blog orang tak dikenal, agak-agak gimana gituh orangnya, nggak bener dah orangnya….. ke-GR-an banget, tulisannya tuh lucu bener, senyum-senyum simpul dah waktu saya baca…

Bayangkan saja, 5 cowok yang tuh orang taksir, *jadi intinya, yang saya ceritaiin saat ini adalah cewek, dan salah satunya saya kenal, cuma nulis inisial doang sih, tapi jaringan otak saya inih, jaringannya speedy kalau ibarat koneksian internet, atau apalah yang menurut teman-teman tuh koneksi paling kilat, ibarat koneksi dewa, jadi saya kenal sama tuh cowok yang didescribe setengah, kayak rambutnya cepak kayak suneo, mukanya lebar kayak gian, badannya pendek kayak doraemon, ralat…. bukan kenal tapi tahu, oh ya.. beda loh kenal sama tahu, lanjut lagi. Jadi, saya connect bener waktu tuh cewek describe orang yang saya kenal ituh,,,,

Paragraf keempat inih saya bingung mau nulis apa, saya baca lagi dari awal tulisan saya inih supaya nggak lari untuk nulis diparagraf empat inih, tapi, saya jadi ngerasa jadi orang paling rese’ sedunia ya, kenapa coba pake acara nulis postingan blog yang nggak jelas bener, mau ngedelete, sayang dah nulis dengan huruf yang kuketik penuh semangat dikeyboard laptop soak saya,,, biarin dah itung-itung kritik, biar nggak dibilang kritikannya para ahli-ahli bidang spesialis apa? yang sering nongkrong di metro tv, saya juga bakal ngasih solusi,

Buat yang saya ambil dosanya, maaf sebelumnya ya, cuma pengen ngeritik dan ngasih solusi (….)

Perempuan dikitlah!!!

Jumat, 12 November 2010

Resensi "Marmut Merah Jambu"

Cinta Muda yang Belum Matang

Judul Buku : Marmut Merah Jambu
Penulis : Raditya Dika
Penerbit : Bukune
Tebal : 218 hlmn
Harga : Rp. 39.500,00
Jenis Buku : Nonfiksi-Komedi

Marmut merah jambu (Raditya Dika, 2010) adalah sebuah novel berisi cerita perjalanan cinta sang penulis yang diangkat dari pengalaman nyata yang dimuat sang penulis di blog pribadinya, yang pastinya juga dipermak lagi untuk ditampilkan lebih baik. Novelnya yang kali ini full about love juga tidak luput dari joke-joke ringan tapi bertensi tinggi, seperti pada novel-novel sebelumnya (Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankakus, Babi Ngesot dll).

Niat awal penulis novel mulai menulis buku ini adalah untuk memahami apa itu cinta melalui intropeksi ke dalam pengalaman nyata si penulis, tentu saja dengan gaya komedi. Jadi, kebanyakan cerita yang ada di dalam buku ini adalah pengalaman cinta penulis yang aneh-aneh, dari mulai SMP sampai sekarang. Tapi juga disisipkan beberapa chapter lepas dari soal cinta.

Dika, panggilan penulis dalam buku ini, sengaja menceritakan pengalaman cintanya semasa kelas 2 SMA di caturwulan pertama “Pertemua Pertama dengan Ina Mangunkusumo” *Sherina Munaf hlmn 59. Dalam chapter novelnya yang ke 4 ini (secara keseluruhan).

Secara keseluruhan, gaya bahasa dan penggunaan kata yang digunakan penulis juga sangat mengena, membuat pembacanya seperti benar-benar menyaksikan langsung adegan-adegan yang ada di buku tersebut. Alurnya mudah diikuti. Saya bahkan ikut merasakan bagaimana rasanya patah hati waktu saya baca cerita tentang penulis yang cintanya bertepuk sebelah tangan, penulis yang memilih untuk merelakan orang yang dicintainya dan cuma bisa berdo’a semoga orang itu dapat yang terbaik.

Seperti, ______Image Ina yang ada dikepala gue setelah ngobrol panjang tersebut adalah: kutubuku keren. Selama ini gue melihat Ina di sekolah sebagai anak gaul popular yang berteman dengan anak gaul popular lainnya. Ternyata, ketika sedang berdua seperti ini, gue baru tahu bahwa Ina adalah anak yang sangat sophisticated. Buku yang dia baca adalah buku-buku filsafat yang namanya kayak orang dari planet luar. Gue mau ngomongin Lupus, buku favorit gue, tapi entah kenapa gue merasa diledekin habis-habisan. Jadi gue membiarkan Ina mendominasi obrolan kita hari ini. Rasa naksir gue terhadap Ina bertambah menjadi rasa naksir bercampur kagum. Bagaimana mungkin di dunia ini bisa ada orang secantik dia dan juga sepintar dia. Ternyata sekali-kali Tuhan bisa juga tidak adil. Hlmn 72 paragraf 6.

Chapter yang paling menentukan/memberikan kesimpulan dalam novel ini adalah chapter Marmut Merah Jambu, chapter terakhir. Hlmn 213.

Dalam novelnya, si penulis menulis (memberi kesimpulan),
“Saat itu gue sadar, inilah apa yang gue coba tulis di buku Marmut Merah Jambu ini: tentang bagaimana manusia mencari pacar, tentang manusia jatuh cinta, tentang gue jatuh cinta. Dari mulai bagaimana jatuh cinta dengan diam-diam, sampai naksir oranng via chatting. Dari mulai susahnya mutusin cewek, sampai ditaksir sama cewek aneh. Dari mulai kita nembak cewek, sampai akhirnya membuat janji lazimnya orang pacaran lainnya, seperti: kita bakalan kayak gini terus. Janji yang terkadang gak bisa ditepai

“______,
Alih-alih seperti belalang, gue merasa seperti seekor semut berwarna merah jambu yang terus menerus jatuh cinta. Loncat dari satu relationship ke yang lainnya, mencoba berlalri dan berlari didalam roda bernama cinta, seolah olah maju, tapi tidak… karena sebenarnya jalan di tempat. Entah sudah berapa kali gue naksir orang sebelum bertemu pacar gue yang sekarang ini. Entah berapa kali patah hati, berantem, cemburu yang gue alami sebelum ketemu dia. Entah berapa kali nembak dan putus, seolah oleh gue berlari dan berlari dari satu hubungan gagal ke hubungan gagal lainnya, seperti marmot yang tidak tahu kapan harus berhenti berlari di roda yang berputar. Dan hubungan kali ini, setiap gue memandangi dia, pertanyaan besar itu pun timbul : apakah sekarang saatnya berhenti?

Sebagai akhir dalam resensi saya ingin sedikit beropini, kalau yang ini bisa dipastikan kebanyakan para pembaca Marmut Merah Jambu tidak setuju. Yaitu hikmah secara eksplisit, bahwa pacaran itu tidak penting sekali. Di novel ini disebutkan bahwa dengan pacaran, si cowok merasa tertindas dengan ceweknya, merasa serba salah untuk menghadapi perilaku si cewek (kalau ini ditulis dengan sangat pro cowok). Nah, daripada pusing-pusing mendingan tidak usah pacaran saja. Terlihat lebih aman bukan?